Sunday, November 23, 2008

Anak kita

Anak itu memang anugrah Allah yang tidak ada bandingnya, kayaknya memang tidak bisa dibandingkan dengan harta benda, karir, jabatan...bisa dibayangkan kalau tidak ada anak hadir di perkawinan kita.

Anak itu seperti miracle yang tidak pernah berhenti datang ke khidupan kita. Melihat pertumbuhan anak, seperti melihat keajaiban yang tidak henti-hentinya bagi orang tua, walau pun mungkin itu akan menjadi hal yang sangat biasa, dan emang harus begitu bagi orang lain,
Melihat anak baru mulai jalan, baru mulai bicara, atau hanya baru bisa bilang kata ayah..bagi orang tua itu seperti suatu keajaiban, prestasi yang luar biasa, yang tidak bisa digambarkan kebahagiannya.....tapi coba kita ceritakan pada orang lain...pasti mereka akan anggap...itu hal biasa, udah memang pasti begitu untuk anak seumur itu...

Orang tua pun akan sangat begitu pemaaf kepada anaknya, akan mengorbankan jiwa raga, hata bendanya untuk hal apapun...(walaupun mungkin kalau udah besar, belum tentu anaknya akan membalasnya). Biarpun anak kita nakal, bandel, susah diatur, kita akan dengan mudah memaafkan..walaupun sepuluh menit yang lalu kita marah, sangat marah terhadap anak kita.
Memang aneh kalau di pikir...walaupun saat ini banyak juga sih orang tua yang suka menyiksa anaknya....tapi saya pikit pasti itu orang tua yang sedang stress, terlalu banyak menghadapi masalah.

Saya punya 3 anak laki2 dari pernikahan dengan istri ku yang tercinta, semuanya punya karakter yang berbeda-beda, dan yang jelas mereka sangat luar biasa menyumbangkan keramain di rumah, jangan harap rumah bisa rapih, bersih, tertib seperti yang di impi-impikan istri sebagai satu2 nya wanita dirumah....tapi coba saja kalau satu anak saja pergi kerumah neneknya berlibur 1 minggu, sepi rasanya rumah ini, padahal, kalau ada kadang2 kita mengeluh...memang aneh dampak terhadap kehidupan anak itu....makanya saya bersyukur bisa mendapatkan kebahagian yang di anugrahkan allah ini...suka terbayang teman atau saudara kita yang nggak bisa punya anak, atau punya anak tapi disia-siakan karena kita sangat sibuk sekali.

Saya suka terenyuh kalau melihat anak seumuran anaku mengemis, keliaran di jalan...nggak tega kalau mereka mengemis dan kita tidak memberinya. walaupun dilain pihak, kita sadar memberi uang dijalanan itu tidak mendidik. Tapi itupun pasti bukan kesalahan mereka,mungkin itu tanggung jawab pemerintah atau kita untuk mencegah itu terjadi secara tidak langsung.

Kdang-kadang, harapan kita terhadap anak kita itu suka terlalu jauh, memaksakan kehendak kita untuk menjadikan anak itu sukses sesuai dengan kemauan kita...tanpa melihat bakat, kemauan, cuta2 mereka sendiri.
Memang, setelah sekian tahun menikah, mendidik anak itu tidak gampang, buakn sesuatu yang bisa dipelajari dari text book, atau kuliah. Setiap saat, metodenya bisa berubah rubah, sesuai dengan pengalaman kita sehari-hari, melihat dari pengalaman orang lain, kadang-kadang trial & error....tapi yang jelas petunjuk, guidance dari agama yang kita anut akan sangat membantu cara kita mendidik anak kita menjadi anak yang sholeh.

231109, 10pm